Ambarawa, 24 Mei 2025- Keluarga Pelajar Katolik (KPK) SMA Negeri 6 Yogyakarta menggelar kegiatan spiritual tahunan berupa Ziarah dan Retret pada 23-24 Mei 2025. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari satu malam ini diselenggarakan di dua lokasi bersejarah, yaitu Goa Maria Kerep Ambarawa dan Wisma Salam, dengan mengusung tema mendalam "Affectus" yang bermakna kasih sayang dan kelekatan batin.
Goa Maria Kerep Ambarawa menjadi destinasi utama ziarah yang dipilih karena nilai spiritual dan sejarahnya yang kaya. Tempat ziarah yang telah lama menjadi pusat devosi umat Katolik ini memberikan suasana kontemplasi yang sempurna bagi para siswa untuk mendalami iman mereka.
Kegiatan ziarah dimulai dengan doa rosario bersama di depan gua Maria, dilanjutkan dengan misa kudus yang dipimpin oleh rohaniwan setempat. Para siswa tampak khusyuk mengikuti setiap rangkaian ibadah, mencerminkan keseriusan mereka dalam menghayati momen spiritual ini.
"Suasana di Goa Maria Kerep sangat mendukung untuk refleksi diri. Kami merasakan kedamaian yang luar biasa saat berdoa bersama di tempat yang penuh dengan sejarah iman," ungkap salah satu peserta retret.
Setelah ziarah, kegiatan dilanjutkan dengan program retret di Wisma Salam yang menyediakan fasilitas memadai untuk kegiatan spiritual intensif. Wisma yang dikenal sebagai tempat retreat dan pembinaan rohani ini menjadi lokasi ideal untuk para siswa mendalami tema "Affectus".
Program retret mencakup berbagai kegiatan spiritual seperti adorasi, sharing session, refleksi pribadi, dan diskusi kelompok. Para siswa dibimbing untuk menggali makna kasih dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam konteks persahabatan dan kebersamaan sebagai satu keluarga besar KPK.
Tema "Affectus" yang dipilih memiliki makna filosofis yang mendalam. Berasal dari bahasa Latin yang berarti perasaan atau emosi yang mendalam, khususnya kasih sayang, tema ini mengajak para siswa untuk merefleksikan pentingnya saling mengasihi dan menerima satu sama lain tanpa syarat.
"Melalui tema Affectus, kami ingin para siswa memahami bahwa kasih sejati tidak selalu membutuhkan hal-hal yang mewah atau kompleks. Justru dalam kesederhanaan, kita dapat menemukan keindahan kebersamaan yang tulus," jelaskan pembina KPK yang mendampingi kegiatan.
Para siswa diajak untuk merefleksikan bagaimana mereka dapat mengimplementasikan kasih dalam bentuk sederhana seperti saling mendengarkan, berbagi, memahami, dan mendukung satu sama lain dalam kehidupan sekolah maupun di luar sekolah.
Salah satu momen paling berkesan dalam retret adalah sharing session di mana para siswa saling berbagi pengalaman hidup, tantangan yang dihadapi, serta harapan untuk masa depan. Dalam suasana yang penuh keterbukaan dan saling percaya, mereka belajar untuk menerima keunikan dan perbedaan masing-masing individu.
Kegiatan ini tidak hanya memperkuat ikatan persahabatan antaranggota KPK, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai empati, toleransi, dan solidaritas. Para siswa menyadari bahwa setiap orang memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda, namun dalam kebersamaan mereka dapat saling melengkapi dan menguatkan.
Kegiatan Ziarah dan Retret ini memberikan dampak signifikan bagi pembentukan karakter para siswa. Mereka tidak hanya memperoleh pengalaman spiritual yang berharga, tetapi juga pembelajaran praktis tentang bagaimana membangun relasi yang sehat dan harmonis dengan orang lain.
"Kegiatan seperti ini sangat penting untuk mengimbangi kehidupan akademis siswa. Mereka belajar bahwa prestasi bukan satu-satunya hal yang penting, tetapi juga bagaimana mereka memperlakukan orang lain dengan kasih dan hormat," tambah salah satu guru pendamping.
KPK SMAN 6 Yogyakarta berkomitmen untuk terus mengadakan kegiatan serupa secara berkala sebagai bagian integral dari program pembinaan rohani siswa. Kegiatan Ziarah dan Retret ini diharapkan dapat menjadi tradisi yang memberikan fondasi spiritual kuat bagi para siswa dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Dengan semangat "Affectus", para siswa kembali ke sekolah dengan hati yang dipenuhi kasih dan tekad untuk menjadi agen perubahan positif di lingkungan mereka. Mereka membawa pulang bukan hanya kenangan indah, tetapi juga komitmen untuk hidup dalam kasih dan kesederhanaan yang otentik.
Kegiatan ini sekali lagi membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya tentang transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan spiritualitas yang akan menjadi bekal berharga dalam menjalani kehidupan yang bermakna.